GTT Provinsi Kepulauan Riau setia mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak Bangsa
Pengumuman Bintek Pelatihan
Pembukaan Bintek 2010 Tidak ada anak bodoh Memiliki Anak Cerdas 4 Kunci Otak Anak Tips Perkembangan Perkembangan Otak
Silabus.RPP Prota Prosem
Tanda Peserta Sambutan Bintek 2010 Peserta dgn Kadis Susah senang Peserta Senangnya Peserta

Kepada Para Pembaca khususnya para GTT kalau punya info atau artikel tolong kirimkan lewat E-Mail: gttkepri@gmail.com untuk diposting di weblog ini dan jangan lupa beri komentar dibawah ini
Selasa, 10 Juli 2012 | 07.49 | 0 Comments

Dinas Pendidikan Kepri Gelar BIMTEK Pembinaan dan Pemantapan GTT Se-Kepri

Dinas Pendidikan Kepri menggelar BIMTEK Pembinaan dan Pemantapan Guru Tidak Tetap (GTT) Provinsi Kepulauan Riau Angkatan I (Pertama) yang diikuti sebanyak 231 orang guru. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Drs. H.Arifin Nasir M.Si, serta didampingi oleh anggota DPRD Provinsi Kepri Hanafi Ekra, Sekretaris Kanwil Depag Kepri Hendarlin, Sekretaris Disdik Kepri Drs.Damsiri M.Pd. dan Kabid Dikmenti Drs,M.Yatim Mustafa M.Pd, Rabu (23/6)malam di hotel Hermes Agro Resort dan Convention Hall, Km 25 Gesek , Kabupaten Bintan.
Sedangkan untuk angkatan II ( kedua ) , Bimtek telah dilaksanakan dari (29/6) hingga (1/7) dengan peserta sebanyak 226 orang guru dan GTT Angkatan ke III (tiga) , telah dilaksanakan BIMTEK mulai dari (7/7) hingga (9/7), yang diikuti sebanyak 243 orang GTT se-Provinsi Kepri , kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan , kemampuan serta pemahaman GTT Provinsi Kepri dalam menjalankan kewajibannya sebagai sebagai tenaga pendidik di Sekolah , dalam upaya meningkatkan pelakasanaan proses pembelajaran yang efektif dan efesien, serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan GTT tentang tugas dan tanggung jawab , serta hak dan kewajibannya sebagai GTT. Readmore »»
Minggu, 11 Juli 2010 | 20.34 | 0 Comments

4 KUNCI PERKEMBANGAN OTAK ANAK

PERKEMBANGAN otak akan mempengaruhi kecerdasan anak di kemudian hari. Hal yang mempengaruhi perkembangan otak anak hingga usia 3 tahun antara lain faktor gen, asupan nutrisi, kasih sayang dan stimulasi.

Demikian dikatakan Dr Soedjatmiko dalam roadshow seminar “Memaksimalkan Kecerdasan Anak dengan Floor Time” di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (24/1).

Menurut Soedjatmiko, faktor gen dari orang tua memang sudah tak bisa diubah. “Ini sudah tak bisa diganggu gugat, misal orang tua cerdas, maka faktor gen akan menurun ke anak,” jelasnya.

Sedangkan penambahan nutrisi terhadap bayi akan memberi efek positif bila diberikan sedini mungkin yakni sekitar 6-12 bulan. “Perkembangan otak bayi setelah dilahirkan lebih penting dalam menentukan IQ anak d kemudian hari dibanding saat di dalam kandungan,” tuturnya.

Nutrisi yang terbaik untuk bayi, dikatakan Soedjatmiko, Air Susu Ibu (ASI) mengandung banyak zat yang diperlukan seperti protein dan asam amino, AA-DHA, Gangliosida (GA), kolin dan zat gizi mikronutrien lainnya.

Di samping nutrisi, stimulasi juga memegang peranan penting dalam mekasimalkan kecerdasan anak. “Stimulasi diperlukan agar hubungan antarsel syaraf otak (sinaps) dapat berkembang, karena bila tak distimulasi sinaps yang jarang atau tak terpakai akan musnah,” jelasnya.

Stimulasi ini dapat diterapkan sejak dini yakni sejak janin masih dalam kandungan hingga umur 2-3 tahun yang dikenal dengan masa keemasan perkembangan otak anak (golden age).
Stimulasi, menurut Soedjatmiko, dapat dilakukan dengan bermain aktif dengan penuh kasih sayang, gembira dan bebas.

“Faktor kasih sayang ini juga penting, karena kedekatan emosional saat orang tua dan anak itu bermain dapat menstimulasi anak untuk berpikir kreatif,” jelasnya. Readmore »»

TIPS SEDERHANA MELATIH PERKEMBANGAN OTAK KANAN ANAK

Otak kiri, dirangsang dengan aktivitas tangan kanan. Dan otak kanan, dirangsang oleh aktivitas tangan kiri. Kebanyakan dari kita, lebih banyak beraktivitas dengan tangan kanan, sehingga akhirnya terjadi ketidakseimbangan pada otak kanan.

Berikut adalah latihan-latihan yang bisa dilakukan oleh Anda di rumah, dalam usaha menyimbangkan otak kanan dan kiri anak-anak Anda:


1. Latih anak untuk menggambar dengan dua tangan sekaligus. Walaupun gambar yang dihasilkan kemungkinan besar adalah coretan-coretan tak berbentuk, namun, pembiasaan seperti ini akan merangsang perkembangan otak kanannya.
2. Mencabut rumput dengan tangan kiri. Biasanya, jika kita bekerja dengan tangan kanan, bukan? Nah, kali ini…cobalah ajak putra-putri Anda untuk mencabut rumput atau memungut sampah dengan tangan kirinya.
3. Memperbanyak aktivitas melukis. Anak-anak biasanya suka melukis atau menggambar. Di sekolah, umumnya, pelajaran menggambar hanya diberikan 2 kali dalam 1 bulan. Akibatnya, anak-anak lambat laun akan kehilangan daya imajinasinya. Dan ini akan sangat berpengaruh pada perkembangan otak kanannya. Kecuali, anak-anak yang memang punya hoby menggambar, maka akan mudah baginya untuk menjaga keseimbangan ini.

Readmore »»

Setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas

Berbagai cara akan dilakukan orangtua untuk membantu memacu pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

Ada beberapa cara untuk menstimulasi otak anak :

1. Mengajak anak-anak pergi ke museums, kebun binatang. Bicarakan dengan mereka pengalaman pada hari itu. Lalu ajukan pertanyaan untuk merangsang otak mereka mengingat dan memvisualisasikan apa yang telah meraka lihat dan alami.

2. Beri anak-anak beberapa pertanyaan dan beri mereka waktu untuk berpikir dan menemukan jawabannya.

3. Ajari mereka cara berpikir. Pikirkan sesuatu yang akan terjadi. Misalnya “bagaimana jika bola dilempar ke jendela, apa yang akan terjadi? dan apa akibatnya?

4. Bercanda dengan humor untuk menunjukkan kepada anak bahwa ada banyak cara untuk melihat sebuah benda.

5. Memilih aktivitas dan game yang merangsang otak seperti : puzzle, scrabble, menyusun kata. Ini akan melatih otak mereka dan membentuk kemampuan berpikir mereka.

6. Membacakan mereka buku sesering mungkin sejak dini. Atau mendengarkan kepada mereka tilawah/murottal, karena al Quran juga diyakini mampu meningkatkan intelegensi anak.

7. Hal yang juga sangat penting adalah memberikan/menciptakan lingkungan dengan rasa aman dan penuh cinta. Hal ini sangat m
Readmore »»

TENTANG PERKEMBANGAN OTAK ANAK

Perkembangan kecerdasan kreatif dan perilaku anak sangat tergantung kualitas dan fungsi otak. Zat-zat nutrisi memiliki peranan penting untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak

Otak bayi mulai terbentuk 17 hari setelah pembuahan. Berbagai nutrisi berperan pada pembentukan dan perkembangan otak janin. Misalnya folat di awal pembentukan tabung otak dan sum-sum tulang belakang. Gangliosida termasuk nutrisi yang terlihat berperan sejak awal perkembangan sel-sel otak.
Gangliosida terdapat di area abu-abu otak dalam jumlah yang tinggi, dibanding pada bagian tubuh lainnya. Gangliosida terdapat di bagian otak yang berperan untuk membentuk daya ingat dan meningkatkan fungsi kognitif. Gangliosida berperan penting dalam mengatur pematangan sel syaraf. Gangliosida juga berperan dalam proses myelinisasi dan dalam menjaga integritas akson dan myelin.

Sementara folat, menurunkan risiko terjadinya NTD pada janin. Berbagai bukti telah menunjukan menurunnya risiko NTD dengan pemberian folat sejak sebelum masa kehamilan. Sebuah studi besar di Cina, menunjukan pemberian sebanyak 400 mcg setiap harinya atau 680 mcg/hari DFE, efektif untuk menurunkan risiko terrjadinya NTD.

Studi mengenai transfer gangliosida melalui plasenta manusia menunjukkan bahwa gangliosida dapat ditransfer melalui plasenta manusia.

Gangliosida pun terlihat sudah berperan sejak awal proses migrasi sel-sel otak. Model plasenta yang diteliti oleh Prof. Murray Mitchell dkk, menunjukkan bahwa Gangliosida dari kompartemen maternal ke kompartemen janin secara signifikan dapat ditransfer dalam waktu 1 jam.

Gangliosida terkonsentrasi pada otak dan berperan penting pada perkembangan daya ingat, sel syaraf, dan pembentukan sinapsis. Tingginya konsentrasi gangliosida dalam ASI pada masa menyusui dan otak bayi yang diberi ASI, menyimpulkan bahwa gangliosida berperan pada perkembangan bayi, dan asupannya dapat meningkatkan nilai gangliosida pada jaringan tubuh. Readmore »»

Tidak ada anak yang bodoh

Kitalah yang tidak mengerti bagaimana merangsang kecerdasan dan menggairahkan minat belajar mereka

TIDAK ada anak yang bandel. Kitalah yang tidak tahu bagaimana mengajak bicara, menyemangati, dan memberikan arah hidup bagi mereka. Kitalah yang lupa untuk bermain bersama, bercanda, dan bercerita agar hati mereka dekat dengan kita. Padahal kita tahu kedekatan hati itulah yang membuat anak akan mendengar kata-kata kita.

Tidak ada anak yang bodoh. Kitalah yang tidak mengerti bagaimana merangsang kecerdasan dan menggairahkan minat belajar mereka. Setiap anak–asal normal—lahir dalam keadaan jenius dan penuh rasa ingin tahu. Kitalah yang mematikannya dengan hadiah-hadiah, bahkan di saat mereka tidak menginginkannya.

Kita lupa bahwa anak-anak pada awalnya tidak memerlukan hadiah untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Tanpa hadiah, anak-anak tetap bersemangat belajar merangkak dan berjalan, meski harus beberapa kali tersungkur.

Anak-anak tidak pernah meminta uang untuk satu kosa kata baru yang mereka kuasai di waktu kecil. Mereka belajar karena ingin tahu. Mereka melakukan hal-hal besar yang bermanfaat karena bersemangat. Bukan karena menghindari hukuman. Bukan juga untuk mengharap imbalan.

Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat semangatnya menyala-nyala sesudah kita berkali-kali mematikannya? Apa yang bisa kita perbuat agar anak-anak memiliki semangat berkobar-kobar?

Kasih Sayang

Mari kita lihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sepanjang yang saya ketahui (ingatkan kalau keliru), Rasulullah tidak menggunakan dinar dan dirham untuk merangsang anak-anak berbuat baik. Tetapi anak-anak itu bersemangat karena Rasulullah memberi perhatian dan waktunya untuk menggembirakan hati. Rasulullah bercanda, bermain-main, bersikap lemah lembut, dan melimpahkan cinta kasih yang tulus kepada anak-anak.

Pernah Rasulullah menggendong cucunya, Umamah putri Zainab. Padahal ketika itu beliau sedang shalat.

Abu Qatadah berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah SAW, sedangkan Umamah binti Abi Al-Ash berada di atas bahu Rasulullah (digendong). Lalu beliau shalat. Ketika beliau rukuk, maka Umamah diletakkan, dan ketika beliau bangun dari rukuk, maka Umamah diangkat.” (Riwayat Bukhari)

Sebuah pelajaran penting tentang betapa besar nilai kasih sayang bagi proses pendidikan (tarbiyah) dan pembentukan karakter anak-anak (ta’dib). Begitu pentingnya, sehingga saat shalat pun diizinkan untuk menggendong anak yang masih kecil agar hilang rasa susahnya dan gembira hatinya.

Betapa besar nilai kedekatan kita dengan anak-anak bagi proses penanaman nilai tauhid dan pembentukan sikap religius, sehingga Rasulullah pun pernah memendekkan shalatnya karena terdengar tangisan anak. Sayangnya hari ini, hanya karena kita tidak bisa shalat dengan khusyuk, anak-anak kita halau dari masjid dan tempat kita shalat.

Kita suruh anak-anak pergi jauh-jauh hanya karena mereka bergembira di masjid; berteriak-teriak, berlarian ke sana kemari, dan menirukan gerakan shalat kita dengan antusias dan jenaka. Kita larang anak-anak kecil masuk masjid karena tidak ingin mendengar tangisnya. Kita lupa bahwa Rasulullah memendekkan shalatnya bukan karena terganggu tangis anak-anak, tetapi agar ibu anak itu tidak risau. Sungguh, sangat berbeda akibatnya dalam tindakan jika kita salah menyimpulkan.

Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW berkata, “Aku mulai shalat dan ingin memanjang shalatku. Tiba-tiba aku mendengar tangis bayi, sehingga aku pendekkan shalatku, karena aku tahu bahwa ibunya sedih mendengar tangis bayinya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Qatadah meriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda, “Ketika shalat, aku bermaksud memanjangkan bacaan. Tiba-tiba aku mendengar tangis bayi, lalu aku pendekkan shalatku khawatir akan memberatkan ibunya.” (Riwayat Bukhari)

Rasulullah memilih untuk memendekkan shalatnya. Bukan melarang ibu tersebut membawa anaknya ke masjid di waktu-waktu berikutnya. Sungguh, ributnya anak-anak saat kita sedang shalat jauh lebih baik daripada jauhnya hati mereka dari agama Allah yang haq ini.

Alangkah mulia Nabi, dan alangkah jauh kita yang hidup sekarang ini. Saya ingin berbicara tentang ini lebih panjang lagi, tetapi saya harus kembali pada perbincangan di awal. Bukan dinar, bukan dirham, dan bukan pula hadiah-hadiah yang membuat anak-anak bersemangat. Tetapi kedekatan hati.

Bahagiakanlah, Muliakanlah

Bahagiakanlah mereka, insya Allah di dada mereka akan ada semangat yang menyala-nyala.

Muliakanlah, insya Allah mereka akan memuliakan dan mendengar kata-kata kita.

Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Hati diciptakan dengan karakter yang mencintai orang yang memuliakannya dan membenci orang yang menghinakannya.”

Kita bisa belajar dari nasihat Ibnu Mas’ud. Pertama, muliakanlah anak dan bahagiakan mereka, niscaya mereka akan memuliakan kita, mendengar kata-kata kita, dan mengarahkan dirinya untuk menjadi seperti “yang seharusnya”. Bagaimana seharusnya mereka, sangat berkait dengan apa yang kita ajarkan kepada mereka.

Kedua, kenalkanlah kemuliaan Allah, sifat pemurah, dan keagungan Allah yang menciptakan manusia dari segumpal darah, insya Allah mereka akan lebih dekat hatinya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Bukan membebani dengan perintah-perintah untuk tunduk kepada-Nya agar mereka disayang dan doa-doa dikabulkan. Sebab, manusia cenderung memuliakan yang memuliakannya. Bukan mengagungkan kepada yang membalasi kebaikannya.

Bukankah Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Yang Menciptakan dan Yang Maha Pemurah pada firman-Nya yang pertama kali turun? “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq: 1-5)

Alhasil, ketika anak-anak kita ajari berdoa, mereka yakin bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tidak sia-sia berdoa kepada Yang Maha Baik. Justru karena mengetahui Allah Maha Pemurah, insya Allah mereka lebih sungguh-sungguh berharap dan meminta.

Sayangnya, selama ini kita lebih sering memperkenalkan Allah dengan cara yang menyeramkan. Kita ajari mereka berbuat baik dan berdoa seolah-olah Allah tidak akan menurunkan rahmat dan nikmat-Nya kecuali setelah kita berbuat baik. Lalu, bagaimana mungkin kita berharap mereka menjadi orang-orang yang bersyukur dan bersungguh-sungguh mengelola hidupnya jika cara awal kita sudah salah?

Astaghfirullahal-‘adziim. Agaknya, banyak sekali kesalahan yang kita lakukan terhadap anak-anak. Agaknya kita perlu meminta keikhlasan mereka untuk memaafkan dan memperbaiki cara kita mendidik, agar kelak mereka tak menyesal mempunyai orangtua seperti kita.

Waktu, Bukan Uang!

Saya teringat ucapan Garry Martin dan Grayson Osborne. Psikolog dan penulis buku Psychology Adjustment and Everyday Living ini berkata, “Manfaatkanlah waktu yang ada. Pertama, janganlah mempunyai anak bila Anda tidak punya waktu untuk mereka. Kedua, jika Anda punya waktu, perhatikanlah waktu itu dengan serius. Inilah waktu untuk saling memahami, untuk mendukung perilaku kecil yang Anda setujui dari tingkah laku anak-anak Anda. Jauh lebih baik lagi jika Anda memberikan dukungan itu segera ketika hal-hal kecil itu terjadi.”

Ya……, waktu! Bukan uang. Bukan benda-benda. Waktu untuk memberi perhatian, berbincang bersama, memberi kehangatan, bercanda, waktu untuk menyampaikan pesan dengan cara yang bersahabat dan penuh kehangatan, serta waktu untuk bermain dan bersujud bersama.

Inilah yang diberikan oleh Rasulullah kepada anak-anak. Rasulullah bercanda, bermain kuda-kudaan, dan memberi julukan-julukan yang baik kepada anak. Inilah yang membuat anak-anak di masa itu tumbuh sebagai pribadi penuh percaya diri dan bersemangat tinggi.

Selebihnya, kita bisa memberikan hadiah kepada anak-anak bukan sebagai perangsang agar berbuat baik, melainkan sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang. Ini berarti menuntut cinta tanpa syarat. Kita berikan hadiah kepada anak-anak secara adil dan merata, sehingga mereka merasakan betapa orangtuanya sangat pemurah dan memuliakan. Kita beri hadiah karena mencintainya, bukan imbalan atas apa yang mereka kerjakan.

Jika kita berikan hadiah karena mereka berbuat baik, lalu mana yang menunjukkan tulusnya cinta kita kepada mereka? Atas dasar apa kita menuntut yang lebih dari mereka? Bukankah pemberian kita merupakan harga yang pas atas tindakan mereka?

Astaghfirullahal-‘adziim. Alangkah banyak kekeliruan kita. Alangkah sedikit ilmu yang kita siapkan untuk membangun satu generasi. Padahal dari generasi itu, barangkali akan menentukan karakter generasi berikutnya hingga beratus tahun sesudah kita tiada.

Ya Allah, ampunilah kami yang tak memiliki bekal apa-apa untuk menjadi orangtua.

Ya Allah, tutupilah kelemahan kami dengan memberikan kemuliaan kepada mereka.

Nak, maafkanlah bapakmu ini. Bersabarlah atas kebodohan dan kezhaliman orangtua kalian. Semoga kelak Allah meninggikan derajatmu dan memuliakanmu dengan surga-Nya yang tertinggi. Allahumma amin.


Readmore »»

Foto Bersama Peserta Bintek dengan Kadis Dikdik






Readmore »»
 
Copyright GTT Provinsi Kepulauan Riau © 2010 - All right GTT Prov.Kepri Azman Syah Aceh,S.Pd.I Theme
By,Syahbloger.com